Di tahun 2020, Sigma mengejutkan dengan meluncurkan kamera mirrorless full frame terkecil di dunia dalam bentuk Sigma fp. Dan belum lama ini Sigma telah memperbaharuinya dengan Sigma fp L.
Sekilas dari fisiknya, kedua kameranya sama persis. Perbedaan utamanya lebih ke hardware dan software di dalam kamera. Perbedaan utamanya adalah image sensor full frame yang digunakan di fp L sebesar 61MP dibandingkan dengan 24MP di fp orisinil.
Kamera mirrorless yang tergabung dalam L-Alliance dan menggunakan L-mount ini memiliki optical low pass filter (OLPF) yang digunakan untuk mencegah timbulnya moiré dan color artefact. Keputusan ini bijak karena Sigma fp sangat populer untuk merekam video dan moiré relatif sulit untuk dikendalikan.
Sistem autofokus yang hanya mengandalkan deteksi kontras yang relatif lambat Sigma fp di generasi pertama sudah ditingkatkan dengan teknologi autofokus phase detection yang akan sangat membantu dalam kecepatan fokus untuk foto dan video.
Color mode di Sigma fp merupakan favorit banyak penghobi fotografi dan sinematografi. Pada Sigma fp L ini, ada dua color mode baru Powder Blue yang memberikan nuansa saturasi rendah dan lebih dingin (kebiruan) atau kadang disebut juga muted look, merupakan warna yang populer untuk sinematografi. Juga tersedia duotone mode yang populer untuk graphic design dan advertising.
Memang benar bahwa kedua color mode tersebut bisa didapatkan dengan mengedit foto atau video, tapi bisa mengaplikasikan langsung color mode dan melihat di monitor sangat memudahkan dan menghemat waktu.
Sigma fp terkenal juga di dunia sinematografi karena banyak fitur untuk merekam video dan juga bentuknya yang compact dan modular, mudah diadaptasikan untuk berbagai kebutuhan syuting.
Sigma fp bisa merekam dalam format CinemaDNG 8-10 bit dan MOV. Untuk frame ratenya secara internal dapat merekam 4K 24/30p dan untuk Full HD 120p, sedangkan untuk external HDMI dapat merekam 4:2:2 8 bit dan RAW 12 bit dengan external recorder seperti ATOMOS Ninja V, Blackmagic Video Assist 12G.
Karena image sensor fp-L ini memiliki resolusi besar (61MP) maka untuk video bisa di crop zoom tanpa mengurangi kualitas sampai dengan x 2.4 in 4K UHD dan 5.x in full HD.
Sebagai kamera yang fokus ke videonya sama penting atau bahkan lebih prioritas, Sigma fp L memiliki antar muka dan menu yang tertata lebih baik dengan membagi menu ke dalam dua bagian, yaitu mode Cine dan Still (Foto).
Fitur khusus video seperti shutter angle, waveform di monitor dan director’s viewfinder juga tersedia di fp L ini. Untuk director viewfinder, sinematografer dapat memunculkan custom frame line untuk memeriksa komposisi yang pas untuk berbagai jenis aspek rasio kamera cinema.
Di awal pandemi, Sigma fp populer digunakan sebagai webcam karena tidak membutuhkan software tambahan, di fp-L ini, pengguna dapat menyambungkan power supply lewat USB-C ke komputer/power bank dan terus menggunakan kamera ini tanpa khawatir baterainya habis.
Sebagai kamera yang canggih untuk foto dan video, seringkali memiliki setting yang berbeda-beda untuk berbagai kondisi. Di Sigma fp L ini, pengguna dapat menyimpan settingnya dengan mudah dalam bentuk QR code, sehingga mudah bagi pengguna Sigma fp L untuk berbagi setting kamera.
Dalam launching Sigma fp-L ini, Sigma juga mengumumkan aksesoris baru yang compatible dengan Sigma fp dan fp L, yaitu aksesoris EVF 11, jendela bidik beresolusi 3.68 juta titik dengan magnifikasi 83x yang dapat di putar ke atas dan ke bawah.
Harga Sigma fp L USD 2.499 atau sekitar Rp 36,2 juta kurs Rp 14.500, sedangkan aksesoris viewfindernya USD 699 atau sekitar Rp 10 juta. Kabarnya, kedua produk ini akan mulai tersedia di bulan April 2021.