1. Pakuwon Mall Surabaya

Pakuwon Mall Surabaya menjadi bagian dari Pakuwon Mall Superblock yang memiliki luas 30 hektare, luas nett leasable area (NLA) atau luas area sewa efektifnya mencapai 180.000 meter persegi.

Mall tahap pertama dirancang perusahaan arsitek dunia, Design Development Group (DDG) dari Baltimore, Amerika Serikat.

Pakuwon Mall pada awal berdiri tahun 2003, dikenal sebagai Supermall Pakuwon. Kemudian pengembangnya, PT Pakuwon Jati Tbk memperluas mall ini.

Mereka menggandeng DP Architects, firma arsitek asal Singapura sebagai perancang Pakuwon Mall yang diperluas.

Pada Februari 2017, Pakuwon Mall secara resmi dibuka sebagai pusat perbelanjaan kelas dunia.

Saat ini, Pakuwon Mall diisi oleh peritel mancanegara dan nasional. Di antaranya Sogo, Lotte Mart, Amped Trampoline Park, Miniapolis, H&M, Uniqlo, Marks & Spencer, Matahari Department Store, Ace Hardware, Informa, dan Hypermart.

Kemudian Celebrity Fitness, Gramedia, Timezone, Hush Puppies, Starbucks, Cinema XXI, dan lebih dari 300 penyewa lainnya.

Selain itu, Pakuwon Mall juga dilengkapi dengan Convention Center, Ballroom, dan Atrium multifungsi untuk menyelenggarakan berbagai acara seperti konser, promosi, pertunjukan langsung, atau pertemuan perusahaan.

 

2. Tunjungan Plaza Superblok

Tunjungan Plaza adalah pusat perbelanjaan modern dan superblok pertama di Surabaya.

Total luas bangunannya mencapai 175.000 meter persegi atau 17,5 hektare, dan berisi 600 toko atau tenant.

Fakta ini sekaligus menjadikan Tunjungan Plaza sebagai pusat perbelanjaan terluas kedua di Indonesia.

Tunjungan Plaza adalah rumah bagi banyak merek internasional seperti Hugo Boss, Tory Burch, Omega, Pelatih, Michael Kors, Aigner, Under Armour, termasuk dua toko jangkar Matahari Departement Store dan Sogo.

Kemudian terdapat Informa, Uniqlo, H&M, Cinema XXI dan IMAX, ACE Hardware, Hero Supermarket, serta ratusan toko khusus, Convention Center, dan empat atrium utama.

Masakan internasional dan lokal berskala besar juga ada. Termasuk Toby’s Estate, Mr. Fox, Liberica, Pasarame, Seigo, dan Djournal Coffee.

Selain itu, terdapat juga Dior, Rias Selamanya, Gioi, Saladstop!, Max Fashion, dan Garmin baru-baru ini.

Dalam waktu dekat, merek ternama seperti Hermes dan Chanel juga akan menjadi bagian dari Tunjungan Plaza.

 

3. Summarecon Mall Kelapa Gading

Mal Kelapa Gading merupakan salah satu pusat belanja yang paling ramai dikunjungi.

Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) adalah pusat perbelanjaan menengah atas seluas 150.000 meter persegi yang dikembangkan secara bertahap sejak tahun 1990.

Saat ini, terdapat 600 tenant yang mengisi pusat perbelanjaan ini, serta secara reguler dihadirkan inhouse events.

Summarecon Mall Kelapa Gading berada di Sentra Kelapa Gading yang merupakan kawasan komersial terpadu seluas 20 hektar di Summarecon Kelapa Gading.

 

4. Grand Indonesia

Grand Indonesia adalah mal yang menawarkan pengalaman berbelanja internasional dengan beragam pilihan merek pakaian, restoran, dan hiburan.

Pusat perbelanjaan milik Djarum Group ini terdiri dari East Mall dan West Mall yang dihubungkan oleh Sky Bridge dengan total NLA 141.472 meter persegi.

Berada di lokasi paling terkenal dan prestisius di Jakarta Pusat, Bundaran HI, Grand Indonesia adalah pengembangan terintegrasi yang terdiri dari perkantoran premium Menara BCA, hotel bintang lima Hotel Indonesia Kempinski dan apartemen servis Kempinski Private Residences.

West Mall dibuka untuk umum pada April 2007 dan diikuti oleh East Mall pada Agustus 2007.

Jangkar utamanya adalah Seibu Department Store, CGV Cinemas, dan department store terkenal Thailand, Central, yang merupakan pertama di Indonesia.

 

5. Mal Taman Anggrek

Pusat perbelanjaan ini dikembangkan oleh PT Mulia Inti Pelangi, anak usaha Mulia Group.

Dengan NLA 130.000 meter persegi dan mencakup 7 lantai, Mall Taman Anggrek berisi lebih dari 400 toko khusus berbagai merek internasional dan nasional.

Terdapat fasilitas seluncur es, bioskop multipleks, dan pusat kebugaran, termasuk atrium besar sebagai arena pameran dan pertunjukan.

Saat dibuka pada tahun 1996, Mal Taman Anggrek pernah menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara.

 

Persaingan ketat

Ketua Umum APPBI Alexander Stefanus Ridwan mengungkapkan, mall masih bisa tumbuh di tengah kepungan sistem belanja online (market place) yang sangat praktis, karena mall punya hal yang tidak bisa disediakan market place.

“Interaksi, pengalaman berbelanja, ini yang tidak akan didapatkan di market place. Jadi, saya optimistis bisnis ritel tahun ini akan lebih baik dibanding 2019,” kata Stefanus.

Dia melanjutkan, selain itu para pengelola pusat belanja juga lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan pusat belanja sebagai destinasi melalui atraksi-atraksi, promosi, serta desain yang mengakomodasi kebutuhan segmen pasarnya.

Tak jarang ditemui sejumlah pusat perbelanjaan yang demikian popular sebagai spot swafoto.

Sebaliknya, banyak pula mall yang menjadi destinasi kuliner.

Bahkan, ada pusat perbelanjaan yang mengalami perubahan fisik (refurbishment) bersamaan dengan beroperasinya Moda Raya Terpadu (MRT).

Pusat perbelanjaan tersebut adalah Blok M Plaza. Pengelola dan pengembangnya PT Pakuwon Jati Tbk membangun akses langsung yang terhubung dengan MRT yang kemudian membuat mall ini ramai pengunjung.

“Sekarang tingkat okupansinya nyaris 100 persen. Pengunjungnya juga lebih ramai. Pusat belanja ini sekarang jadi destinasi warga Jakarta dan sekitarnya,” imbuh Stefanus.

 

Surabaya Akan Tambah Mall

Meski sudah punya dua mall terbesar di Indonesia, Surabaya masih akan menambah beberapa mal lagi.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menuturkan, pada tahun ini, terdapat tiga pusat perbelanjaan yang akan beroperasi.

“Proyek baru di selatan dan timur Surabaya,” kata Ferry di Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Ketiganya adalah Ciputra World Surabaya Mall 2 di Surabaya Selatan, East Cost Center 2 di Surabaya Timur, dan Lagoon Avenue Sungkono di Surabaya Selatan.

Masing-masing mal tersebut dikembangkan oleh PT Ciputra Development Tbk, PT Pakuwon Jati Tbk, dan PT PP Properti Tbk. Total NLA efektif ketiga pusat perbelanjaan tersebut sekitar 80.000 meter persegi.

Lebih luas dan lebih banyak jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencatatkan satu pusat perbelanjaan.

Dengan demikian, beroperasinya ketiga mal tersebut akan menambah total pasokan ruang ritel kumulatif menjadi 1,21 juta meter persegi.

Meski ada peningkatan luas ruang ritel, tetapi tingkat hunian diprediksi menurun.

Namun menurut Ferry, penurunan tersebut terjadi karena adanya tambahan pasokan yang lebih besar.

“Tingkat hunian juga akan turun lebih dalam tambahan pasokan yang lebih besar. Kemudian sewa juga akan sedikit bergerak,” ujar Ferry.

Penambahan pasokan baru ini pun diproyeksikan turut memengaruhi tarif sewa rata-rata. Mal-mal kelas atas diperkirakan akan tetap menahan harga sewa untuk menjaga tingkat hunian.

Meski demikian terbuka peluang bagi pusat-pusat perbelanjaan tersebut untuk menaikkan tarif sewa.

 

Tambah 5 Mall dalam 2 tahun

Pertumbuhan mall di Surabaya belum bakal berhenti. Selama ua tahun ke depan (2021-2022) akan ada lima mal tambahan dibuka di Surabaya.

Kelimanya adalah Capital Square di Selatan Surabaya yang dikembangkan PT Greenwood Sejahtera, Lagoon Avenue Dharmahusada di Surabaya Timur yang dibangun PT PP Properti Tbk, dan Ciputra Mal di Surabaya Barat milik PT Ciputra Development Tbk.

Kemudian Citraland Vittorio Lifestyle Mall di Surabaya Barat yang juga dimiliki PT Ciputra Development Tbk, dan Eastcovia Mall di Surabaya Timur yang dibangun oleh PT Bumi Wahana Nusantara.