JAKARTA — Pertumbuhan kredit yang negatif pada kuartal III/2020 mengindikasikan perbankan selektif dalam menyalurkan pembiayaan dan menjalankan fungsi intermediasi dengan baik.
Berdasarkan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia, pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 adalah sebesar minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.
Di satu sisi, penghimpunan dana masyarakat per kuartal ketiga tahun ini tercatat Rp6.383,8 triliun atau tumbuh 12,1 persen secara tahunan.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam mengatakan, dalam menjalankan fungsi intermediasi, ada dua sisi yang perlu diperhatikan yakni penyerapan dana masyarakat dan penyaluran kredit.
Meskipun penyaluran kredit tumbuh negatif, fungsi intermediasi perbankan masih terhitung baik. Buktinya, bank tetap menyerap dana masyarakat di saat kredit rendah. Penyaluran kredit yang rendah pun mengindikasikan bank hati-hati dalam mengelola dana masyarakat.
“Bank justru tidak menjalankan fungsinya secara baik kalau secara tidak hati-hati menyalurkan kredit yang berisiko di tengah pandemi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (28/10/2020).
Piter pun menilai kredit tetap akan sulit tumbuh pada periode selanjutnya. Pertumbuhan kredit masih akan rendah dengan kemungkinan negatif.
Menurutnya, selama pandemi masih berjangkit, penyaluran kredit akan sulit terkerek. Pandemi pun diperkirakan baru benar-benar akan berakhir paling cepat pada akhir tahun depan. Artinya, pertumbuhan kredit masih akan rendah.
“Tergantung penanggulangan pandemi. Kalau pandemi berakhir cepat, pertumbuhan kredit akan cepat bangkit,” sebutnya.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Samual mengatakan pertumbuhan kredit yang semakin merendah hingga kuartal III/2020 juga berkaitan dengan perbankan yang lebih berkonsentrasi dalam melakukan restrukturisasi kredit.
Pada kuartal IV/2020, pengajuan restrukturisasi kredit dapat dikatakan semakin minim sehingga membuka peluang pertumbuhan kredit.
Apalagi, lanjutnya, secara musiman, permintaan kredit pada akhir tahun selalu lebih tinggi daripada periode sebelumnya. Kondisi ini pun kemungkinan akan terjadi pada kuartal IV/2020 tahun ini sehingga diproyeksi kredit akan bertumbuh.
“Akan ada peningkatan sedikit, pengaruh musiman karena akhir tahun secara musiman ada kenaikan, tapi tetap tumbuh rendah,” sebutnya.
Sejumlah sektor yang saat ini masih bisa diandalkan untuk penyaluran kredit adalah sektor korporasi yang bergerak di bidang infrastruktur, consumer goods, perkebunan, hingga kesehatan.
(dv)