Joe Biden Akan Cabut Larangan Masuk Warga Sejumlah Negara Muslim

Joe Biden Akan Cabut Larangan Masuk Warga Sejumlah Negara Muslim

Bisnis, Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ia akan mulai membentuk gugus tugas antivirus corona dan menyatakan mengatasi pandemi adalah prioritas utamanya.

Sementara itu Donald Trump masih menolak mengakui kekalahannya dan mengunggah serangkaian cuitan dan mengklaim bahwa suaranya dicuri, tanpa memberikan bukti, hanya menyebut suara lewat pos seperti Philadelphia di Pennsylvania. Kemenangan suara elektoral di negara bagian inilah yang memastikan proyeksi kemenangan Biden.

Biden juga dilaporkan akan mempersiapkan serangkaian langkah yang akan diterapkan begitu dia dilantik pada Januari mendatang.

Sejumlah langkah itu termasuk memberitahukan kepada PBB bahwa Amerika akan bergabung kembali dengan upaya mengatasi perubahan iklim, mencabut langkah Presiden Trump menarik diri dari perjanjian Paris.

Selain itu, Biden dilaporkan akan mencabut larangan masuk dari sejumlah negara Muslim, yang diterapkan pemerintah Trump.

Dari kubu Trump di Partai Republik sebagian besar tak berkomentar namun satu laporan di media AS menyebut, penasehatnya dan juga menantu, Jared Kushner dilaporkan membujuknya untuk mengaku kalah.

Tim legal Trump akan memulai upaya legal Senin (09/11) atas hasil suara elektoral sejauh ini.

Sebelumnya tim legal telah mengajukan gugatan hasil di sejumlah negara bagian, namun beberapa klaim telah ditolak oleh pengadilan.

Menyerukan persatuan dalam pidato kemenangan

Dalam pidato kemenangannya pada Sabtu malam waktu setempat di Delaware, Biden menyerukan persatuan dan meminta para pendukungnya untuk “stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh” dalam pidato kemenangan di Wilmington, Delaware pada Sabtu malam waktu setempat.

Ia menyerukan dihilangkannya retorika kasar dan saatnya untuk menurunkan suhu politik.

Kandidat dari partai Demokrat itu diproyeksikan memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat, mengalahkan Donald Trump, menyusul penghitungan suara yang menegangkan sejak hari pemilihan Selasa (03/11) lalu.

Dalam pidato kemenangan di Chase Center, Wilmington, Biden berkata di hadapan para pendukungnya bahwa ia “merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.

Sang presiden terpilih bersumpah untuk menjadi presiden “yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah”.

Kepada warga Amerika yang tidak memilihnya, Biden mengatakan, “Mari kita saling memberi kesempatan.”

Ia juga mengatakan saat sekarang melupakan semua perbedaan.

Di bagian lain, Biden mengatakan, “Saatnya untuk membuang retorika. Mari kita turunkan temperatur [politik]. Mari kita kembali bersahabat. Saling mendengarkan.”

Sebelum Biden naik mimbar, rekan yang mendampinginya dalam pencalonan Kamala Harris – perempuan pertama yang terpilih menjadi wakil presiden – berbicara tentang makna kemenangannya bagi perempuan di Amerika Serikat.

“Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir,” ujarnya.

Apa kata Biden?

Biden memulai pidatonya dengan menyapa hadirin – khususnya para senator dan keluarganya.

“Saudara-saudara, rakyat negeri ini telah bicara. Mereka memberi kita kemenangan yang jelas – kemenangan yang pasti, kemenangan bagi kita, rakyat.”

Biden menekankan bahwa ia menang dengan jumlah suara terbanyak dalam sejarah pemilihan presiden AS: 74 juta.

“Saya merasa terhormat atas keyakinan dan kepercayaan yang kalian berikan kepada saya,” Biden melanjutkan.

“Saya bersumpah untuk menjadi presiden yang berusaha mempersatukan, bukan memecah-belah; yang tidak melihat red states dan blue states (pendukung Republik dan Demokrat -red.), hanya melihat United States. Untuk bekerja sepenuh hati untuk mendapatkan kepercayaan dari kalian semua.”

Amerika, ia menambahkan, adalah tentang rakyat.

“Saya mengincar jabatan ini untuk mengembalikan jiwa Amerika, untuk membangun kembali tulang punggung bangsa ini, kelas menengah, dan untuk membuat Amerika dihormati lagi di seluruh dunia, dan untuk menyatukan kita semua di dalam negeri ini.”

Ia mengatakan adalah suatu kehormatan besar dalam hidupnya bahwa begitu banyak orang yang telah memilih visi tersebut – yang sekarang telah menjadi “tugas zaman ini”.

Secara khusus, ia berterima kasih kepada rakyat Afrika-Amerika untuk mendorong kampanyenya ketika ia tertinggal dalam pemilihan awal.

Setelah memuji keluarganya dan keluarga Kamala Harris, Biden memuji koalisi rakyat – bipartisan, muda, tua, urban, rural, beragam ras – yang membantu kampanyenya.

Ia kemudian berbicara kepada para pendukung Trump.

“Mari beri kesempatan pada satu sama lain,” kata Biden. “Ini waktunya membuang retorika keras, menurunkan temperatur, kembali melihat satu sama lain, mendengarkan satu sama lain… stop memperlakukan lawan kita sebagai musuh.”

Ia menekankan bahwa “Ini waktu Amerika untuk pulih”.

“Saya akan bekerja sama kerasnya untuk mereka yang tidak memilih saya sebagaimana untuk mereka yang memilih saya.”

Biden mengatakan tugas pertamanya ialah mengendalikan pandemi virus corona. “Itu satu-satunya cara kita bisa kembali menjalani kehidupan,” ujarnya.

“Pada hari Senin, saya akan membentuk kelompok yang terdiri dari saintis dan pakar sebagai penasihat transisi untuk mengambil rencana Covid Biden-Harris dan mengubahnya menjadi rencana aksi yang akan dimulai pada 20 Januari, 2021,” ujarnya. “Rencana itu akan dibangun atas dasar sains yang kuat.”

Biden menegaskan bahwa ia akan “berusaha maksimal” untuk menangani pandemi.

Setelah sekali lagi menyerukan persatuan dan perdamaian, Biden mengakhiri pidatonya dengan optimisme.

“Amerika Serikat. Bapak-bapak dan ibu-ibu, tidak pernah ada hal yang tidak kita coba dan tidak bisa kita lakukan.”

Apa kata Kamala Harris?

Dalam pidato pertamanya sebagai wakil presiden terpilih, Kamala Harris mengulang slogan kampanye Biden 2020.

“Kita rakyat Amerika punya kekuatan untuk membangun masa depan,” ujarnya.

“Kalian mengantarkan hari baru untuk Amerika. Kalian memilih harapan, dan persatuan, kesopanan, sains, dan ya, kebenaran,” kata Harris kepada hadirin. “Kalian memilih Joe Biden sebagai presiden berikutnya untuk Amerika Serikat.”

Pernyataan itu disambut sorak-sorai dari hadirin.

Harris melanjutkan pidatonya dengan memuji sosok Biden dan keluarganya, kemudian mulai berbicara tentang dirinya sendiri – dan makna momen ini bagi perempuan.

Perempuan pertama yang terpilih sebagai wakil presiden itu berkata ibunya “sangat percaya pada Amerika tempat momen seperti ini mungkin terjadi.”

Harris berkata ia memikirkan ibunya – yang membesarkan Harris dan adik perempuannya sebagai orang tua tunggal – dan generasi perempuan kulit hitam, Asia, kulit putih, warga berdarah Latin, dan penduduk asli yang telah “membuka jalan untuk momen malam ini”.

“Merekalah tulang punggung demokrasi,” kata Harris tentang perempuan-perempuan ini yang berjuang untuk amandemen ke-19 pada 100 tahun lalu, hak untuk memilih pada 55 tahun lalu, dan sekarang pada tahun 2020 ketika generasi baru perempuan memberikan suara mereka.

Ia memuji Biden atas “keberanian” untuk mendobrak batas dan memilih seorang perempuan sebagai wakil presiden.

“Meskipun saya mungkin perempuan pertama yang memegang jabatan ini, saya tidak akan menjadi yang terakhir,” ujarnya.

 

(aj) sumber.