JAKARTA – Emiten konsumer PT Kino Indonesia Tbk. mencatat perlambatan kinerja dalam periode sembilan bulan 2020. Secara kuartalan, kinerja emiten bersandi KINO itu bahkan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II/2020 saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2020 yang dirilis Jumat (30/10/2020), KINO tersebut mencatatkan penurunan penjualan 10,71 persen secara tahunan menjadi Rp3,11 triliun.
Adapun, secara kuartalan, kinerja penjualan KINO juga tak cukup memuaskan mengingat perseroan membukukan penurunan 15,15 persen dibandingkan kuartal kedua sebelumnya menjadi Rp916,98 miliar.
Seluruh segmen penjualan mengalami penurunan per September 2020. Penjualan untuk segmen perawatan tubuh masih menjadi penopang bisnis perseroan dengan pendapatan sekitar 50,96 persen. Kemudian disusul oleh segmen minuman sebesar 38,02 persen, dan makanan senilai 9,35 persen dari total pendapatan periode tersebut.
Di sisi lain, KINO mencetak perolehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp161,7 miliar, turun 63,83 persen. Penurunan ini antara lain disebabkan pada periode September 2019, KINO mencetak keuntungan pembelian diskon untuk saham Morinaga & Co Ltd Rp264,21 miliar.
Di sisi lain, total liabilitas perseroan naik 28,48 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp2,56 triliun. Liabilitas naik karena perseroan menarik fasilitas pembiayaan dari beberapa bank untuk penambahan kapasitas produksi.
Sementara, ekuitas perseroan berada pada posisi stabil dengan kenaikan tipis 2,24 persen dibandingkan periode akhir tahun menjadi Rp2,76 triliun.
Hal ini membuat total aset perseroan meningkat 13,38 persen dibandingkan capaian akhir tahun lalu menjadi Rp5,32 triliun.
(ZQ)