- CETAK KARTU PVC
CETAK KARTU PVC
- CETAK KARTU NAMA
- CETAK KARTU RFID
CETAK KARTU RFID
- CETAK TALI ID CARD / LANYARD
CETAK TALI ID CARD/ LANYARD
- TALI GELANG LANYARD
TALI GELANG LANYARD
- CETAK FLASHDISK CARD
CETAK FLASHDISK CARD
- AKSESORIS ID CARD
AKSESORIS ID CARD
- FINISHING KARTU
FINISHING KARTU
JAKARTA – Harga emas berbalik menguat dan bergerak di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (5/11/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2020 terpantau menguat 0,64 persen atau 12,2 poin ke level US$1.908,4 per troy ons.
Adapun, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,24 persen atau 4,54 poin ke level US$1.907,46 per troy ons pada pukul 08.36 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,044 poin atau 0,05 persen ke level 93,451 pada pukul 08.31 WIB.
Harga emas diperkirakan terus melaju positif bahkan setelah gonjang-ganjing pemilihan presiden AS berakhir, menyusul kekhawatiran pelaku pasar terhadap penyebaran virus corona.
Co-founder dan COO Digix, Shaun Djie, mengatakan emas diperkirakan kembali ke level tertinggi sepanjang masa di atas US$2.000 per troy ons karena adalah kebangkitan kasus virus corona di sejumlah wilayah karena belum tersedianya vaksin secara luas.
“Akan melihat banyak pengelola uang kembali ke ruang perdagangan setelah pemilu berakhir. Penggerak besar berikutnya untuk pasar adalah kasus virus corona dan jadwal [tersedianya] vaksin,” kata Djie, seperti dikutip Kitco.
“Kebangkitan kasus COVID-19 di AS dapat menjadi pemicu utama emas mencapai level US$2.000, terutama ditambah dengan semua uji coba yang gagal dari berbagai perusahaan obat yang mencoba membuat vaksin,” tambahnya.
Djie mengatakan siapapun yang memenangkan pilpres AS, gelombang penyebaran Covid-19 lanjutan kedua akan mendorong emas. Selain itu, potensi kenaikan emas juga terletak pada transisi kekuasaan setelah pilpres AS berakhir.
“Jika transisi lancar, investor akan cepat berinvestasi kembali ke AS karena pasar akan memperkirakan disahkannya stimulus lebih cepat, terutama jika Biden menang,” katanya.
(dv)