Ha-ha-ha… Kubu Moeldoko Diketawain Andi Mallarangeng

Ha-ha-ha… Kubu Moeldoko Diketawain Andi Mallarangeng

Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Andi Mallarangeng menertawakan kubu Moeldoko. Andi Mallarangeng menertawakan karena kubu Moeldoko menyarankan Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat partai baru.

 

“Ha-ha-ha… Itu mah lucu. Wong yang sah dan legal adalah Partai Demokrat dengan Ketum AHY,” kata Andi Mallarangeng, kepada wartawan, Senin (5/4/2021)

Andi Mallarangeng menyebut kepengurusan kubu Moeldoko abal-abal. Mantan Menpora itu juga menyebut para pihak yang menghadiri acara yang diklaim kongres luar biasa atau KLB PD di Sumatera Utara tidak jelas.

“Kalau KLB Deli Serdang itu sudah jelas ditolak pengesahannya oleh pemerintah karena memang tidak memenuhi syarat dukungan dua pertiga Ketua DPD dan separuh Ketua DPC. Jadi memang abal-abal. Ketumnya dan seluruh kepengurusannya tentu juga abal-abal. Yang hadir di KLB abal-abal itu, tidak jelas semuanya. Hanya dipakaikan jaket Demokrat, entah beli di mana,” sebutnya.

Lebih lanjut, Andi Mallarangeng menuturkan keputusan Kemenkumham menolak kepengurusan kubu Moeldoko menandakan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah Ketum PD yang sah. Karena itu, menurutnya, lucu jika SBY yang disarankan mendirikan partai baru.

“Dengan penolakan dari Menkumham itu, jelaslah tidak ada dualisme kepemimpinan dan kepengurusan Partai Demokrat. Yang ada hanyalah kepengurusan Partai Demokrat dengan Ketum AHY. Selain itu, abal-abal,” tutur Andi.

“Kok yang sah yang disuruh bikin partai baru? Ini lucu. Mungkin ini yang disebut Bung Razman (yang keluar dari gerombolan KLB) kena virus halusinasi,” sambung dia.

Diberitakan sebelumnya, kubu Moeldoko menyarankan SBY membuat partai baru. Kubu Moeldoko menyebut ada yang menyarankan agar SBY membuat partai bernama Partai Keluarga Cikeas.

“Terkait opsi kedua Andi yang menawarkan membuat partai baru, maka kami bersama tokoh-tokoh pendiri Partai Demokrat yang dulu mereka berdarah-darah mendirikan partai tahun 2001, mempersilakan SBY untuk mendirikan partai baru,” sebut Rahmad.

“Jangan mengambil alih kepemilikan Partai Demokrat dari para pendiri, dengan mengelabui para pengurus DPD dan DPC atas nama demokrasi. Terserah kepada SBY mau dikasih nama apa. Ada yang mengusulkan diberi nama PKC (Partai Keluarga Cikeas),” imbuhnya.