Marc Marquez menyudahi comeback-nya di ajang MotoGP dengan finis di posisi tujuh MotoGP Portugal. Sesaat setelah menuntaskan balapan, dia menangis sesegukan di garasinya. Menahan sakit, sedih, atau haru gembira?

Marquez mendapat posisi start keenam pada comeback-nya di ajang MotoGP. Saat balapan digelar, rider pemilik delapan gelar juara dunia itu tak bisa berbuat banyak untuk bersaing dengan rival-rivalnya.

Posisi tertinggi yang didapat Marc Marquez adalah urutan tiga. Dia sempat juga nyaris menabrak Joan Mir, sebelum akhirnya pelan-pelan mulai merosot disalip pebalap lain.

Terbantu dengan crash yang dialami beberapa rider di urutan depan, Marquez pada akhirnya finis di posisi tujuh. Dia lantas dapat sambutan meriah ketika tiba di garasi. Seluruh kru Repsol Honda memberikan standing ovation untuk perjuangan yang sudah dia lakukan di Partimao. Untuk kembalinya dia ke atas lintasan setelah lebih dari 260 hari menepi karena cedera parah.

Marc Marquez, yang tahun ini berusia 28 tahun, lalu terlihat menangis. Wajah haru terlihat jelas setelah dia melepas helmnya.

Rider yang dalam setahun terakhir menjalani tiga operasi akibat patah lengan itu terlihat makin menjadi-jadi tangisnya setelah dia duduk. Marquez kemudian memegang kepalanya, seakan tak kuasa menahan ledakan emosional yang dirasakan.

“Saya biasanya tidak menunjukkan emosi yang sedang saya rasakan, menyimpannya sendiri. Tapi saat saya tiba di garasi, dengan seluruh mekanik ada di sana, saya ‘meledak’ dan saya tidak bisa mengendalikan emosi,” kata Marquez usai balapan.

“Sudah sangat lama sekali saya memimpikan hari ini, menuntaskan balapan MotoGP. Dan ini merupakan langkah terbesar dalam bagian dari rehabilitasi yang saya lakukan,” lanjut Marquez.

Banyak yang menyebut Marquez menangis karena masih menahan sakit sepanjang balapan. Marquez menyangkalnya. Terlepas dari hasil yang diraih, Marquez menyebut comeback-nya sebagai ‘menyenangkan’.

“Bisa merasakan lagi menjadi pebalap MotoGP adalah impian saya, itu sudah saya lakukan hari ini. Jadi saat saya tiba di garasi tim, tentu saja saya kelelahan, saya kehabisan tenaga, dan lain sebagainya. Taoi (tangisan) itu adalah ledakan emosi yang tak bisa aku kendalikan. Tapi itu (balapan) yang menyenangkan,” tuntas Marquez dikutip dari TheRace.