Wisata di Karanganyar ‘Terbelah’, Ada Yang Buka Ada Yang Tutup

Wisata di Karanganyar ‘Terbelah’, Ada Yang Buka Ada Yang Tutup

Beda kebijakan antara Pemprov Jateng dengan Pemkab Karanganyar terkait pelaksanaan Jateng di Rumah Saja membuat objek wisata di wilayah itu ‘terbelah’.

Meski Pemkab memastikan tidak menutup obyek wisata, sebagian tetap memilih untuk menutup operasional pada 6-7 Februari mendatang.

“Jadi secara prinsip, aturan yang dipakai di Karanganyar adalah PPKM jilid dua. Sampai tanggal 8 Februari tidak akan ada perubahan. Jadi Karanganyar tetap melaksanakan PPKM jilid dua, tidak ada modifikasi apapun,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto, kepada detikTravel, Jumat (5/2/2021).

Titis menegaskan, dengan tetap menjalankan pelaksanaan PPKM jilid dua, artinya operasional obyek wisata di wilayah tersebut tetap sama. Seluruh obyek wisata dipersilakan untuk tetap beroperasi, dengan melaksanakan aturan-aturan sesuai PPKM jilid dua.

 

“Tidak ada (penutupan), pokoknya acuannya PPKM. Operasional (objek wisata) masih sama,” tegasnya.

Meski begitu, Titis mengaku ada sebagian obyek wisata yang memilih untuk menutup usahanya, pada 6-7 Februari mendatang. Beberapa obyek wisata yang tutup tersebut, di antaranya Bukit Sekipan, Sakura Hill, Lawu Park 2 dan Rumah Atsiri.

“Perkembangan terakhir obyek wisata itu tutup. Yang lain masih buka seperti biasa seperti Grojogan Sewu, Lawu Park 1, resto-resto semuanya buka. Sudah konfirmasi ke saya,” paparnya.

Titis tidak mengetahui secara pasti alasan sebagian obyek wisata memilih menutup operasional. Dugaannya, mereka memilih tutup karena kemungkinan area wisata juga sepi dengan adanya imbauan di rumah saja.

 

“Ya kalau yang (tutup) itu mungkin ora cucuk buka. Seperti yang saya sampaikan, mau buka pun sudah diumumkan seperti ini yang mau berangkat juga nggak jadi. Daripada membebani operasional,” kata dia.

Dihubungi secara terpisah, Marketing Rumah Atsiri Tawangmangu, Paramita Sari Indah Widarini, membenarkan penutupan operasional selama pelaksanaan Jateng di Rumah Saja. Pihaknya beralasan penutupan dilakukan untuk menaati edaran Gubernur.

“Iya untuk tanggal 6-7 Februari tutup sesuai instruksi pemerintah. Karena memang sepertinya sudah ada surat edaran juga dari pemerintah. Kemarin disebutkan Pak Ganjar obyek wisata memang diharapkan untuk tutup sementara,” terangnya.

Penutupan ini, lanjut Paramita, berlaku untuk kunjungan secara fisik. Namun untuk pembelian produk secara online masih tetap dilayani seperti biasa.

“Tapi untuk pemesanan online masih kita akomodir. Itu terkait penjualan di shop saja seperti essential oil, aromatic oil, sabun, snack dan bibit tanaman masih kita layani secara online,” imbuhnya.

 

Dengan penutupan ini, pihaknya mengakui ada beberapa rencana kunjungan yang terpaksa dibatalkan. Beberapa calon pengunjung memilih beralih ke Jawa Timur yang tidak melaksanakan gerakan di rumah saja.

“Ada yang diajukan hari ini, ada juga yang cancel atau mundur. Ada beberapa grup yang awalnya tujuannya ke Tawangmangu, mereka larinya ambil ke arah Magetan,” terangnya.

Paramita mengaku keputusan untuk menutup operasional diambil oleh jajaran manajemen. Terkait Pemkab Karanganyar yang tidak melarang obyek wisata untuk buka, pihaknya belum mengetahui apakah akan memutuskan kembali buka.

“Itu saya kurang tahu, kemarin dari manajemen keputusan seperti ini (tutup). Untuk buka kembali atau tidak saya nggak tahu,” pungkasnya.